Nak (Bag.1)



Apa kabarmu disana, Nak? Bila ayah bisa melihatmu, konon katanya ujung hidung dan kelopak matamu mulai berkembang, begitu juga telingamu, Nak. Kaki dan tanganmu juga terus berkembang. Dirimu mulai bergerak, walaupun ibumu mungkin belum merasakannya. 8 – 9 minggu disana, semoga dirimu baik-baik saja, begitu juga seterusnya.

Nak...
Ayah ingin sedikit bercerita. Semoga engkau disana bisa merasakannya. Atau setidaknya engkau membacanya suatu saat nanti, ketika engkau sudah bisa mengerti.

Nak..
Ayah beri tahu padamu. Ketika usiamu sekitar tiga minggu, kita sudah mencapai Gunung Gede hingga puncaknya. Maaf bukan ayah sengaja mengajakmu Nak, tapi ayah tidak tahu kalau engkau menyusup di rahim ibumu. Tapi ayah malah menjadi yakin kalau besar nanti engkau akan menjadi orang yang kuat dan petualang hidup yang hebat.

Nak..
Di tanah Jawa tempat ayah ibumu ini dilahirkan, ada sebuah gunung yang pernah membuat ayahmu menangis di puncaknya, Gunung Semeru. Puncaknya tertinggi di Jawa, Nak, namanya Puncak Mahameru. Ketika itu Allah membuatnya begitu sempurna. Saat kaki ayah tak mampu melangkah, Dia papah ayah berjalan lebih jauh. Saat tangan tak kuasa merengkuh, Dia tarik ayah sebahu lebih tinggi. Saat mata tak kuat memejam, Dia buat ayah tetap kuat menatap. Saat bahu berat menahan beban, Dia lebihkan tenaga ayah untuk bertahan. Ayahmu menangis haru, syukur & bahagia ketika di puncak sana Nak. Seperti itulah kebahagiaan dan syukur ayah atas kehadiranmu di bumi Allah ini Nak, bahkan mungkin lebih dari itu. Suatu saat nanti bila engkau daki gunung itu dan gunung-gunung lainnya, engkau akan merasa begitu kecil dihadapan-Nya dan engkau pasti akan menangis karena kebesaran-Nya.

Nak..
Bila nanti engkau jatuh cinta kepada gunung, hutan dan alam, jaga diri baik-baik ya Nak. Tak selalu mereka bersikap ramah. Hal yang paling penting diingat bahwa kita semua sebenarnya ditakdirkan untuk mengalahkan diri sendiri Nak. Bukan menaklukan gunung dan mengalahkan hutan serta membiarkan egomu menang. Kalahkan dirimu dari rasa malasmu untuk belajar dan berusaha akan sesuatu. Nak, ada kalanya kita mesti jongkok bahkan tiarap untuk melihat lebih dekat bumi pijakan ini walau kadang dianggap bodoh. Ada kalanya kita mesti jinjit bahkan melompat untuk meraih langit walau kadang dianggap terlalu banyak mimpi. Dan ingatlah Nak, sebaik-baik dirimu nanti adalah dirimu yang bermanfaat untuk orang lain dan segala sesuatu di sekitarmu.


Ayah yang menantimu...

Bogor, 23 Mei 2011