Nak (Bag. 4)





Nak. Apa kabarmu di surga sana? (1). Semoga engkau senantiasa dalam asuhan Ibrahim di bawah pohon tiang surga (2). Beruntunglah engkau di dalamnya Nak. Engkau tak akan mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa. Oia, bagaimana rupa bidadari-bidadari bermata jeli di sana Nak? Benarkah sebening mutiara yang sangat terjaga? Benarkah pula engkau bebas memetik buah segar yang setiap saat terus tumbuh dan tumbuh di sana? (3). Sungguh, ayah dan ibumu ingin sekali berada di sana.

Nak..
Sudahkah ayah bercerita padamu tentang sebuah nama beserta harapan-harapan di dalamnya? Sepertinya belum. Ijinkan ayah menyampaikannya Nak.
Namamu adalah Alas. Alas itu, bisa berarti hutan. Yang mengolah gericik air dari bukit sana. Bermuara di gelas dan cangkir kita. Yang mengolah desau udara melintas cakrawala. Lewat paru-paru dan pori-pori kita (4). Namamu bisa berarti harap kami padaNya atas keselamatanmu, A'laihassalam. Bisa pula berarti dasar, tumpuan untuk orang-orang dan sesuatu di sekitarmu. Nama yang bagus kan Nak? Namamu akan selalu mengisi salah satu ruang di hati kami.

Nak..
Sungguh, ayah dan ibumu sangat menantimu di bumi Allah ini. Namun itulah garis takdirmu, garis takdir kita Nak. Usia 5 bulan dalam kandungan ibumu Allah memanggilmu. Dia pasti mempunyai rencana yang jauh lebih indah. Kami hanya perlu sabar dan ikhlas menerima ujianNya. Serta terus berharap padaNya. Hingga suatu saat engkau menunggu kami di pintu surga (2). Seperti yang Allah janjikan kepada manusia.

Allah SWT berfirman pada hari kiamat kepada anak-anak: "Masuklah kalian ke dalam surga!"
Anak-anak itu berkata: "Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami masuk."
Lalu mereka mendekati pintu surga, tapi tidak mau masuk ke dalamnya.
Allah berfirman lagi: "Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian ke dalam surga!"
Mereka menjawab: "Tetapi (bagaimana) orang tua kami?"
Allah pun berfirman: "Masuklah kalian ke dalam surga bersama orang tua kalian."
(Hadits Qudsi Riwayat Ahmad)

Beruntunglah engkau Nak.. Ayah dan ibumu ini masih jauh dari sempurna, bahkan berlumur dosa. Namun Allah anugrahi kami seorang anak yang setia menunggu di pintu surga, syafa'at dan tumpuan bagi orang tuanya (5).
Tunggu kami di surga ya Nak..

Ayah & Ibu yang selalu merindukanmu..




Nb. Terimakasih sedalam-dalamnya kepada saudara, sahabat, teman yang selalu menyemangati kami. Semoga Allah membalas segala kebaikannya. :)

Sumber:
(1) Tiap-tiap anak orang Islam yang mati sebelum baligh akan dimasukkan ke dalam surga dengan rahmat Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)
 (2) Di samping para malaikat dan Hurul-aini (bidadari surga), maka anak-anak yang meninggal dunia sebelum baligh, juga menyambut kedatangan ibu bapaknya di pintu surga. Sabda Rasullulah saw: " Ketika aku mikraj ke langit, tiba-tiba aku mendengar suara anak-anak. Aku bertanya : " Wahai Jibril, siapakah mereka itu?" Jibril menjawab : Mereka adalah anak cucu orang Islam yang meninggal dunia sebelum baligh. Mereka itu di asuh oleh Nabi Ibrahim as sampai orang tuanya datang. (HR. Abu Daud) 
(3) Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. (QS. Al-Waqiah 22-26) 
(4)  Hutan itu gericik air dari bukit sana. bermuara di gelas dan cangkir kita. hutan itu desau udara melintas cakrawala. lewat paru-paru dan pori-pori kita. hutan itu tempat tinggal Adam kakek kita. terlempar dari surga; kita ke sana, Saudara (Sapardi Djoko Damono, 1985)
(5) Ya Allah, jadikanlah dia (anak yang telah meninggal sebelum baligh tersebut) bagi kami sebagai tabungan, simpanan pendahuluan dan pahala (HR. Bukhari).