Into thin air

Rata Penuh


“Setiap bagian buku ini akan menyedot perhatian anda sekaligus membuat miris ...” – New York Times.

Sagarmatha atau Dewi Langit, itulah julukan orang-orang Sherpa untuk Everest. Para pendaki dan ahli geologi menganggap puncak tertinggi dunia itu tidak indah, terlalu besar, lebar, dan kasar. Namun keanggunan arsitektural yang tidak dimiliki Everest diimbangi oleh massanya yang besar dan menakjubkan. Belum lagi kisah-kisah mengguncang tentang berbagai upaya penaklukannya yang memberikan reputasi tersendiri.

Jon Kraukauer adalah klien sebuah tim ekspedisi komersial, satu diantara sekitar 16 tim pendaki yang mendaki Everest pada 1996. Pada hari pendakian 10 Mei itu, taka seorang pun yang pernah membayangkan bahwa bencana yang menakutkan sedang mengintai, dan kemudian merenggut nyawa delapan rekan mereka.

Krakauer menulis Into Thin Air dengan harapan akan dapat “mengenyahkan Everest dari kehidupanku.” Kesedihan mendalam karena peristiwa tragis di haribaan Dewi Langit itu demikian nyata tercermin dalam kisah mengguncang ini.

“Sebuah kisah mengerikan tentang resiko pendakian, sebuah kisah tentang kemalangan dan pertimbangan yang keliru, sebuah kisah tentang kepahlawanan yang menyayat hati.” – People.

Leave a respond

Posting Komentar