Mencoba memahami tentang arti kebahagiaan dengan cara yang sederhana.

Bahwa ketika kita bangun di pagi hari dan enggan gerakkan badan,

cukupkan saja membasuh tubuh kemudian hadapkan pada Sang Penguasa subuh maka kemalasan akan luruh.


Bahwa ketika kita sudah bangun di pagi hari dan merasa ada candu yang mengikat erat,

cukupkan saja membunuh hasrat kemudian tarik nafas dalam dengan kuat maka kita akan merasa bahwa tanpanya pun udara masih terasa nikmat.


Bahwa ketika kita terjaga di siang hari dan merasa udara semakin hangat berkeringat,

cukupkan saja mengingat kedua orang tua kemudian bayangkan kabarnya bahwa mereka di sana sedang terengah-engah menahan panas yang semakin menyengat.


Bahwa ketika kita masih terjaga di siang hari dan merasa rasa malas ini begitu mudahnya datang menghampiri,

cukupkan saja kerjakan yang masih bisa dilakukan kemudian istirahatlah menghadap Illah dan sadari untuk paksakan berjalan kembali bahwa hari ini tak harus kencang terus berlari.


Bahwa ketika kita hampir terlelap di malam hari dan merasa agenda hari ini banyak yang terlewat,

cukupkan saja ingat-ingat dan renungi kemudian bangun kepercayaan bahwa esok hari harus lebih baik dari hari ini.


Bahwa ketika kita hampir terlelap di malam hari dan merasa lelahnya hari ini kurang berarti,

cukupkan saja yakin pada Illahi kemudian berdoalah bahwa lelah sekecil apapun hari ini akan terbayar lunas suatu masa nanti.


Bahwa ketika kita mengharapkan hidup bahagia dan mendatangkan bantuan Allah,

cukupkan saja hidup untuk Allah kemudian jangan terlalu larut menyesali masa lalu dan jangan terlalu memikirkan masa depan, bahwa lakukan saja yang terbaik untuk hari ini.



Bogor, 12 April 2010.

Ditulis disela-sela kebosanan dan stagnansi skripsi, ketika ingin menghibur dan menyemangati diri sendiri.

(Terbayar lunas sebagai wisudawan Departemen Manajemen Hutan IPB tanggal 28 Juli 2010)

Leave a respond

Posting Komentar