BENANG MERAH LISTRIK STATIS, WUDHU&TAYAMUM

Ada satu hal yang tetap lebih penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan melebihi metode-metode cemerlang, yaitu kemauan keras menemukan kebenaran, apapun itu! (Charles Sanders Pierce)


BENANG MERAH LISTRIK STATIS, WUDHU&TAYAMUM

Bagi si bodoh kebenaran adalah sesuatu yang turun dari langit. Tak dapat ditawar, mutlak. Makanya ada istilah, ‘baik itu belum tentu benar, namun benar pasti baik’. Dan perjalan hati serta akal si bodoh kali ini tentang kemampuan menemukan kebenaran-kebenaran dari sesuatu yang tak hanya keyakinan namun dapat dilogikakan. Bagi yang menganggap kebenaran adalah relative, silakan berhenti membaca sampai di sini!

Berawal dari tulisan seorang sahabat dan pertanyaan sederhana yang cukup menggelitik "Kenapa ya.. Islam mensyariatkan tayamum sebagai pengganti wudhu?". Pertanyaan tersebut tentu saja tidak boleh sembarangan terlontar. Pertanyaan seperti itu bukanlah untuk menyangsikan apa yang telah Allah syariatkan, melainkan untuk menstimulasi otak agar mampu berfikir lebih dalam untuk mengambil hikmah sehingga menjadi semakin bertambahlah keimanan dan keyakinan kita. Di sinilah letak pentingnya selalu berpositive thinking. Mengawali segala sesuatu dengan berkhusnudzon kepada Allah.

Si bodoh sering terlalu bodoh untuk selalu mampu mengungkap setiap hikmah yang Allah taburkan di setiap aturannya. Padahal otak(=akal) yang super canggih ini pastilah sebenarnya mampu berfikir untuk mengungkap hikmah2 itu. Hanya saja pikiran kita (sengaja atau gak sengaja) sering kita isi dengan sampah yang membuatnya menjadi tidak bisa melihat hikmah yang sebenarnya ada di mana-mana.

Rasa-rasanya kalau si bodoh ini saja terpikir pertanyaan itu pastilah orang lain juga ada yang terpikir hal yang sama. Iseng-iseng untuk dapet jawabannya, si bodoh mendapat informasi dari sahabatnya dan tak lupa bertanyalah kepada Mbah yang lumayan sakti, Mbah Google.

Dan inilah sebuah percakapan yang ditemukan di sebuah web yang mengawali penemuan si bodoh.

A :"Kamu sering kesetrum listrik statis waktu memegang handle pintu kantor kita?"

B :"Iya, betul sekali. Tetapi hanya waktu winter saja."

Setiap musim winter tiba, B memang sering merasa kesetrum ketika memegang handle pintu yang terbuat dari bahan logam seperti almunium.

A : "Tahukah kamu mengapa hal ini tidak terjadi di musim yang lain?"

B : "Tidak tahu."

A :"Karena udara sangat kering di musim winter."

B :"Kok bisa begitu?"

A :"Karena molekul air yang mengembun di tubuh kita akan MENETRALKAN listrik statis yang terakumulasi di tubuh kita. Di musim winter, udara sangat kering, sehingga tidak ada molekul air di permukaan kulit kita. Elektron yang terkumpul di tubuh kita, yang kebanyakan berasal dari gesekan jaket yang kita kenakan, akan terus terakumulasi. Dan begitu tangan kita menyentuh logam yang merupakan konduktor yang baik, elektron yang terakumulasi tadi langsung ‘meloncat’ dari tubuh kita ke logam tsb. Itu adalah fenomena penggaris vs ker‘petir mini’, dan ujung jarimu yang merasa seperti tersambar petir. Hal ini mirip dengan fenomena penangkal petir. Di atas ada gumpalan uap air yang kaya akan elektron. Elektron elektron itu akan ‘meloncat’ ke bumi melalui titik titik terdekat dengan awan yang terbuat bahan konduktor yang bagus."

B :terkesima, dan berujar, "Oooo, begitu ya, ceritanya."

A :pun dengan semangat meneruskan ceramahnya "Jadi, kalau kamu tidak ingin tersambar petir mini alias kesetrum listrik statis, sebelum kau memegang handle pintu, basahilah dulu tanganmu dengan air. Atau, kalau tidak ada air, salurkanlah elektron di tubuhmu ke bumi dengan MENEBAKKAN TANGANMU KE TANAH ATAU KE TEMBOK."

Wow!! Suatu penemuan kebenaran baru buat si bodoh! Kata sahabat si bodoh yang membacanya, saking surprisenya dengan kalimat terakhir itu membuatnya cukup dagdigdug. Si A yang notabene adalah seorang atheis itu telah menjelaskan dengan gamblang jawaban dari pertanyaannya.


Mungkin banyak yang mengira, berwudlu membuat wajah lebih ceria, bercahaya, karena air membasuh debu dan kotoran di muka. Begitu juga pikiran si bodoh. Tapi mengapa koq kalo tidak memungkinkan berwudlu disuruhnya tayamum?? Tambah kotor & item aja nie muka, pikir si bodoh.

Ternyata, kotoran yang ada di dalam tubuh kita bukan hanya debu yang menempel ke tubuh kita saja! Ada kotoran lain yang tidak terlihat oleh mata dan jauh lebih berbahaya bila tidak segera dibuang. Kotoran itu bernama elektron. Lebih dari 90% tubuh kita terdiri dari cairan. Dan, tubuh kita memiliki kesetimbangan sistem elektrolit cairan. Apabila terlalu banyak elektron terakumulasi di tubuh kita maka kesetimbangan sistem elektrolit cairan tersebut akan terganggu. Makanya kalau kurang minum juga bisa pusing karena ada yang gak setimbang dalam tubuh.

Molekul - molekul air yang kita kenal dengan H2O itu bersifat polar dan sangat mudah menyerap elektron, pun dengan elektron yang terakumulasi di tubuh kita. Cukup dengan mengusapkan air ke permukaan kulit saja, maka kotoran elektron itu dengan mudah terbuang dari tubuh kita.

Sekarang jadi bisa ambil hikmah, kenapa Rasulullah salallahu'alaihi wasallam wudhu hanya dengan 1 gayung saja (yang kurang dari 1 liter, karena ternyata esensinya memang bukan guyar-guyur).

Inilah benang merah bahwa air yang dibasuhkan ke kulit tubuh akan menetralkan listrik statis di tubuh kita, dan penetralan itu bisa diganti dengan menebakkan tangan ke tanah dan mengusapkan debu ke wajah dan telapak tangan.

Maha Besar Allah..

Satu lagi Allah menunjukkan kepada kita bukti kebenaran Alqur'an sebagai kalam Allah dan BUKAN KARANGAN manusia.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." AlMaidah :6


Walaupun dalam awal note ini dimulai dengan cuplikan kata-kata Charles Sanders Pierce, seorang filsuf pragmatis yang kadang dalam pemikirannya tak mempercayai Tuhan, namun apakah bukti-bukti nyata akal dalam menemukan kebenaran di alam dan kesesuaian dengan Al-Quran tak cukup membuat kita mempercayai Tuhan? Semoga menguatkan keyakinan dan keimanan kita terutama manusia yang bodoh seperti saya.


sumber :

sahabat

http://bunda-abrar.blogspot.com/2010/03/listrik-statis-wudlu-dan-tayamum.html

http://fountainmagazine.net/article.php?ARTICLEID= 435

http://www.pikopendant.net/piko-pendant-63-artikel-16.htm

Leave a respond

Posting Komentar